19 وَّاَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبۡدُ اللّٰهِ يَدۡعُوۡهُ كَادُوۡا يَكُوۡنُوۡنَ عَلَيۡهِ لِبَدًا Wa annahuu lammaa qaama 'adul laahi yad'uuhu kaaduu yakuunuuna 'alaihi libadaa Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan shalat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya. Tafsir Jin al-Arqam. Jin al-Arqam adalah salah satu jin Nashibin yang mendengar bacaan Nabi saw. [1] Ibnu Hajar menuturkan, dalam Tafsirnya Ismail ibn Abi Ziyad menyebutkan dari Ibnu 'Abbas tentang firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan bacaan Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (Al-Jin: 19) Bahwa manusia dan jin desak-mendesak berebutan untuk memadamkan kalimah ini, tetapi Allah menolak dan tetap menolongnya, melancarkannya dan memenangkannya atas orang-orang yang menentangnya. wa annā lammā sami'nal-hudā āmannā bih, fa may yu`mim birabbihī fa lā yakhāfu bakhsaw wa lā rahaqā. Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa. 14. Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar mengesakan-Nya dalam beribadah, tidak menyeru seorang pun selain-Nya dalam ibadahnya itu, dan tidak mempersekutukan Allah dengan siapa pun, seperti yang dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: {وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} Wa annā lammā sami'nal-hudā āmannā bih (ī), famay yu'mim birabbihī falā yakhāfu bakhsaw wa lā rahaqā (n). Sesungguhnya ketika mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami pun beriman kepadanya. Maka, siapa yang beriman kepada Tuhannya tidak (perlu) takut akan pengurangan (pahala amalnya) dan tidak (takut pula) akan kesulitan (akibat .

tafsir surat al jin ayat 19